Senin, 08 Agustus 2016

Berbagi Tips Hidup Asyik Dan Sehat




BERBAGI TIPS HIDUP ASYIK DAN SEHAT


 
   Hidup asyik dan sehat itu sangat penting diterapkan oleh masyarakat modern zaman sekarang, Karena masyarakat sekaramg terlalu sibuk dengan urusan meraka masing-masing, Sehingga mereka lupa gimana caranya untuk bahagia hhh...
  Untuk itu Blog ini dirancang untuk berbagi tips untuk menanggukangi masalah tersebut :

1.Biasakan Untuk Mengkonsumsi Berbagai Makanan Yang Sehat
Dengan membiasakan untuk mengkonsumsi makanan yang sehat kita akan memenuhi asupan yang diperlukan oleh tubuh yaitu 4 sehat 5 sempurna diantaranya nasi,lauk-pauk,sayur-sayuran,buah-buahan, dan susu. Dengan begitu tubuh kita akan merespon dengan selalu memberi kesehatan yang selalu kita inginkan.

2.Dengarkan musik dan ikuti iramanya dengan gerakan sederhana
Hasil gambar untuk sedang mendengarkan lagu
Sambil mendengarkan musik dan mengikuti iramanya dengan gerakan ringan itu membantu kita untuk menggerakan otot-otot secara perlahan. Ikuti suasana hati bersama mengalirnya musik dan itu bisa tercurahkan segala perasaan yang membludak dan hasilnya? Hati Plonggg badan bisa bergerak dengan seger. Lakukan hal seperti ini sambil beres-beres atau sedang menyapu halaman rumah, dan cara ini sudah terbukti ampuh. Di Kota-kota besar  masyarakatnya ketika berolah raga suka sambil mendengarkan musik. Hal seperti ini sangat asyik sambil berjalan dan berlari ringan, selain lebih enjoy juga lebih asik dengan irama musik yang mendukung suasana hati. "Bukankah Kesehatan itu berawal dari hati yang bahagia?" maka dari itu biarkan hati kita terus berXpresi mencurahkan semua perasaannya supaya tak menggerutu.


3. Kebersamaan dengan sahabat dan keluarga
                                     
Hasil gambar untuk foto keluarga       
Kebersamaan merupakan sesuatu hal yang tidak dapat kita beli dengan apapun karena kebersamaan mengajarkan kita bahwa dunia itu indah dan dunia ini menyenangkan. Dengan kebersamaan kita yang semula merasa sendiri dan kesepian akan menjadi tersenyum dan bahagia. Selain itu, kebersamaan juga dapat melatih kita untuk menjadi sosok yang terbuka.

4.Berlibur untuk melepaskan penat

Luangkan waktu sobat untuk diri sendiri, hilangkan semua kepenatan dan kejenuhan dari semua aktivitas, gunakan satu hari untuk menikmati semua kesegaran dan kesejukan alam yang bisa kita nikmati dilingkungan sekitar, bisa berwisata dengan teman terdekat sangat asyik selain suasana lebih seger juga hati tentram dan tentu akan terbebas dari titik kejenuhan dan stres. Hal ini bisa . Jangan habiskan waktu sobat dengan rutinitas yang itu-itu saja, lakukan aktivitas yang belum sobat coba. Karena hal itu bisa menantang dan pikiran lebih berkembang dan tubuhpun ikut bergerak. Hasilnya? Semua kebugaran dan kesegaran bisa kita nikmati dan kita dapatkan.Ayo mulai dari sekarang ajak keluarga maupun sahabat  tercinta untuk refreshing. :) #Hehehe




5.Berolahraga yang teratur dan sesuai kemampuan tubuh


  Berolahraga merupakan aktivitas yang sangat diperlukan oleh tubuh kita. Karena dengan berolahraga tubuh kita akan menjadi lebih kuat dan bugar. Untuk itu kita harus rajin berolahraga ya guys. Tapi, kita jangan melupakan untuk selalu menjaga porsi olahraga kita karena bila terlalu melebihi kemampuan diri kita, bukan kesehatan yang kita dapat melainkan malah sakit ya sob..

6.Istirahat yang cukup


Istirahat yang paling bagus adalah tidur. Istirahat yang cukup merupakan salah satu khasiat yang kita rasakan dengan kembalinya kesegaran tubuh saat lelah beraktifitas seharian lewat aktifitas tidur malam. Bukan hanya sekedar rutinitas yang dijalani dalam kehidupan, tidur merupakan kebutuhan harfiah seseorang karena saat tidur itulah seseorang mengistirahatkan tubuhnya dari berbagai beban aktifitas. Istirahat yang cukup akan memberikan waktu pada organ tubuh seperti otak yang terus berfikir sampai lebih dari 15 jam, otot anggota gerak yang telah bergerak beratus kali dan sebagainya ini, untuk berhenti bekerja sejenak. Kegiatan yang berhenti sejenak tersebut memberikan manfaatnya untuk kesehatan.

7.Kita Butuh Waktu Untuk Curhat Dan melampiaskan Segala Masalah Kita
   
 
         Kita waktu untuk curhat dengan teman yang kita anggap pantas untuk. Dijadikan tempat bagi kita untuk curhat. Mengapa? Karena kita pasti punya yang tidak bisa kita selesaikan sendiri, untuk itu kita butuh waktu untuk curhat serta melampiaskan segala masalah kita baik dengan teman maupun keluarga. Karena dengan curhat masalah kita kesiapapun masalah yang tidak bisa kita tangani sendiri akan terbantu dengan kita melakukan curhat dengan orang yang tepat.

8.Kita Butuh Waktu Untuk Sendiri
Buat apa? Agar tidak gaduh. Tidak berisik. Buat apa rame tapi menyesakkan. Untuk apa rame tapi bikin galau. Hiruk-pikuk melulu, gak ada habisnya. Omong tentang negara, tentang rupiah anjlok, tentang apa saja. Berisik. Semuanya sudah terjadi. Sayang kalo cuma rame doang. Tanpa bisa mengambil hikmahnya. Betul gak....?

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/syarif1970/terkadang-kita-butuh-sendiri-bicara-hati-bicara-nurani_55576d43b67e61a65166c9d1
   
Agar bisa melihat diri sendiri. Sebelum mampu melihat bahkan menelanjangi orang lain. Ya, sendiri saja. Tanpa ada orang lain. Agar kita bisa menambah energi sendiri. Atau mencari inspirasi untuk diri sendiri. Dan gak masalah juga sih kalo orang lain gak suka. Karena kita ke dunia, datang sendiri. Dan siap meninggalkan dunia juga sendiri. Ya, kita akan sendirian ke alam kubur. Nanti jika waktunya tiba. Tanya aja teman kita, apa mau dia ikut ke alam kubur ?
Lagi, terkadang kita butuh sendiri. Sendiri saja. Agar kita bisa memanggil kebaikan kita. Mengembalikan ruang hakiki kemanusiaan kita. Karena keramean, sedikit banyak, sudah mempengaruhi pikiran dan hati kita. Intervensi luar tak terasa merasuk ke dalam diri kita. Kita terlalu sering rame. Hampir lupa kesendirian kita. Siapa? Siapa yang nanya? Oh ya maaf, lupa gak ada yang nanya ya. Tapi kan gak salah, kalo kita tanya pada diri sendiri. Kenapa butuh sendiri.
Ngapain sendiri? Buat apa sendiri, kalo bisa rame-rame? Katakan saja kita sudah terlalu banyak rame. Sering ribut, ngalor-ngidul soal-soal yang lagi rame. Kita yang bikin rame, kita juga yang gelisah. Kita yang komentarin, kita juga mikrin. Saking rame-nya, kita suka ngeributin yang gak karuan. Bikin tambah gaduh. Banyak hal gak puguh diributin. Sungguh, keramaian gak pernah bikin kedamaian.
Kadang kita butuh sendiri. Biar kita dilatih untuk "menyedikitkan" pengaruh luar.Sendiri, kata orang "Me Time".
Biar gak jenuh, biar netral. Dan kembali ke titik nol. Kembali ke titik ruang batin kita. Bebas, untuk menenangkan diri. Refleksi, untuk memperkuat jati diri. Sendiri untuk mencari inspirasi. Lebih banyak mendengarkan kata hati. Bukan melampiaskan maunya hati. Kita terlalu sering mikirin yang harusnya gak usah dipikirin. Di situlah kita butuh sendiri. Agar bicara pada hati, bicara pada nurani.

Terkadang kita butuh sendiri. Biar lebih bebas. Gak ada beban. Gak ada yang komentarin. Sendiri = bebas. Karena gak perlu ada yang kita jaga perasaannya. Gak ada yang perlu dikhawatirkan. Tentang apapun dan siapapun. Bahkan di kesendirian, kita lebih mudah merefleksi diri. Introspeksi diri, menilai diri sendiri tanpa campur tangan orang di luar diri.
Sendiri, kita bisa mencari jati diri. Banyak hal kemarin yang sulit ditemukan lagi. Karena sibuk mikirin citra diri. Hingga lupa pada keindahan nurani. Sejenak saja lupakan diri untuk menggapai kedamaian sejati. Agar menyejukkan hati.
Kita boleh mau menang sendiri. Kita boleh merasa benar sendiri. Kita juga sering membela diri sendiri. Tapi sayang, kita jarang mau mengalahkan diri sendiri. Karena kita jarang menyendiri. "The most difficult thing in life is a self-defeating – Hal yang paling sulit dalam sebuah kehidupan adalah mengalahkan diri sendiri."



 
Buat apa? Agar tidak gaduh. Tidak berisik. Buat apa rame tapi menyesakkan. Untuk apa rame tapi bikin galau. Hiruk-pikuk melulu, gak ada habisnya. Omong tentang negara, tentang rupiah anjlok, tentang apa saja. Berisik. Semuanya sudah terjadi. Sayang kalo cuma rame doang. Tanpa bisa mengambil hikmahnya. Betul gak....? Sendiri, kadang kita perlu. karena di dalam keramaian belum tentu ada kedamaian. Kita yang sering banyak bicara, tapi kita juga yang merasa paling merana. Kita yang sering merasa penat, hidup kita jadi gak sehat. Wajar, jika sepi jarang kita kunjungi, gelap pun gak pernah kita cari. Saat itulah kita butuh sendiri. Menjauh dari lahir yang serampang, menjauh dari batin yang gersang. Kadang kita butuh sendiri lagi ... Terkadang manusia butuh sendiri. Agar bisa melihat diri sendiri. Sebelum mampu melihat bahkan menelanjangi orang lain. Ya, sendiri saja. Tanpa ada orang lain. Agar kita bisa menambah energi sendiri. Atau mencari inspirasi untuk diri sendiri. Dan gak masalah juga sih kalo orang lain gak suka. Karena kita ke dunia, datang sendiri. Dan siap meninggalkan dunia juga sendiri. Ya, kita akan sendirian ke alam kubur. Nanti jika waktunya tiba. Tanya aja teman kita, apa mau dia ikut ke alam kubur ?

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/syarif1970/terkadang-kita-butuh-sendiri-bicara-hati-bicara-nurani_55576d43b67e61a65166c9d1

Buat apa? Agar tidak gaduh. Tidak berisik. Buat apa rame tapi menyesakkan. Untuk apa rame tapi bikin galau. Hiruk-pikuk melulu, gak ada habisnya. Omong tentang negara, tentang rupiah anjlok, tentang apa saja. Berisik. Semuanya sudah terjadi. Sayang kalo cuma rame doang. Tanpa bisa mengambil hikmahnya. Betul gak....?

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/syarif1970/terkadang-kita-butuh-sendiri-bicara-hati-bicara-nurani_55576d43b67e61a65166c9d1
Buat apa? Agar tidak gaduh. Tidak berisik. Buat apa rame tapi menyesakkan. Untuk apa rame tapi bikin galau. Hiruk-pikuk melulu, gak ada habisnya. Omong tentang negara, tentang rupiah anjlok, tentang apa saja. Berisik. Semuanya sudah terjadi. Sayang kalo cuma rame doang. Tanpa bisa mengambil hikmahnya. Betul gak....?

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/syarif1970/terkadang-kita-butuh-sendiri-bicara-hati-bicara-nurani_55576d43b67e61a65166c9d1

Terkadang kita butuh sendiri. Ya, sendiri saja. Alias gak usah rame-rame. Buat apa? Agar tidak gaduh. Tidak berisik. Buat apa rame tapi menyesakkan. Untuk apa rame tapi bikin galau. Hiruk-pikuk melulu, gak ada habisnya. Omong tentang negara, tentang rupiah anjlok, tentang apa saja. Berisik. Semuanya sudah terjadi. Sayang kalo cuma rame doang. Tanpa bisa mengambil hikmahnya. Betul gak....? Sendiri, kadang kita perlu. karena di dalam keramaian belum tentu ada kedamaian. Kita yang sering banyak bicara, tapi kita juga yang merasa paling merana. Kita yang sering merasa penat, hidup kita jadi gak sehat. Wajar, jika sepi jarang kita kunjungi, gelap pun gak pernah kita cari. Saat itulah kita butuh sendiri. Menjauh dari lahir yang serampang, menjauh dari batin yang gersang. Kadang kita butuh sendiri lagi ... Terkadang manusia butuh sendiri. Agar bisa melihat diri sendiri. Sebelum mampu melihat bahkan menelanjangi orang lain. Ya, sendiri saja. Tanpa ada orang lain. Agar kita bisa menambah energi sendiri. Atau mencari inspirasi untuk diri sendiri. Dan gak masalah juga sih kalo orang lain gak suka. Karena kita ke dunia, datang sendiri. Dan siap meninggalkan dunia juga sendiri. Ya, kita akan sendirian ke alam kubur. Nanti jika waktunya tiba. Tanya aja teman kita, apa mau dia ikut ke alam kubur ? Lagi, terkadang kita butuh sendiri. Sendiri saja. Agar kita bisa memanggil kebaikan kita. Mengembalikan ruang hakiki kemanusiaan kita. Karena keramean, sedikit banyak, sudah mempengaruhi pikiran dan hati kita. Intervensi luar tak terasa merasuk ke dalam diri kita. Kita terlalu sering rame. Hampir lupa kesendirian kita. Siapa? Siapa yang nanya? Oh ya maaf, lupa gak ada yang nanya ya. Tapi kan gak salah, kalo kita tanya pada diri sendiri. Kenapa butuh sendiri. Ngapain sendiri? Buat apa sendiri, kalo bisa rame-rame? Katakan saja kita sudah terlalu banyak rame. Sering ribut, ngalor-ngidul soal-soal yang lagi rame. Kita yang bikin rame, kita juga yang gelisah. Kita yang komentarin, kita juga mikrin. Saking rame-nya, kita suka ngeributin yang gak karuan. Bikin tambah gaduh. Banyak hal gak puguh diributin. Sungguh, keramaian gak pernah bikin kedamaian. Kadang kita butuh sendiri. Biar kita dilatih untuk "menyedikitkan" pengaruh luar.Sendiri, kata orang "Me Time". Biar gak jenuh, biar netral. Dan kembali ke titik nol. Kembali ke titik ruang batin kita. Bebas, untuk menenangkan diri. Refleksi, untuk memperkuat jati diri. Sendiri untuk mencari inspirasi. Lebih banyak mendengarkan kata hati. Bukan melampiaskan maunya hati. Kita terlalu sering mikirin yang harusnya gak usah dipikirin. Di situlah kita butuh sendiri. Agar bicara pada hati, bicara pada nurani. Terkadang kita butuh sendiri. Biar lebih bebas. Gak ada beban. Gak ada yang komentarin. Sendiri = bebas. Karena gak perlu ada yang kita jaga perasaannya. Gak ada yang perlu dikhawatirkan. Tentang apapun dan siapapun. Bahkan di kesendirian, kita lebih mudah merefleksi diri. Introspeksi diri, menilai diri sendiri tanpa campur tangan orang di luar diri. Sendiri, kita bisa mencari jati diri. Banyak hal kemarin yang sulit ditemukan lagi. Karena sibuk mikirin citra diri. Hingga lupa pada keindahan nurani. Sejenak saja lupakan diri untuk menggapai kedamaian sejati. Agar menyejukkan hati. Kita boleh mau menang sendiri. Kita boleh merasa benar sendiri. Kita juga sering membela diri sendiri. Tapi sayang, kita jarang mau mengalahkan diri sendiri. Karena kita jarang menyendiri. "The most difficult thing in life is a self-defeating - Hal yang paling sulit dalam sebuah kehidupan adalah mengalahkan diri sendiri." Teruss, tulisan ini nyuruh gue hidup sendiri? Tidak samal sekali. Karena kita memang makhluk sosial. Tapi itu bukan berarti tdak boleh sendiri. Terkadang kita butuh sendiri itu beda dengan hidup sendiri. Kalo mau hidup sendiri mah di hutan aja hehehe. Butuh sendiri itu momentum. Kalo kata orang me-time, gitulah. Agar kita makin tahu, waktu itu punya siapa? Dan bagaimana kita memanfaatkan waktu. Terkadang, kita memang butuh sendiri. Agar kita tetap mendekat pada yang hakiki, bukan ilusi. Sambil menemukan diri kita sendiri, yang mungkin telah lama "hilang dan pergi". Selamat jadi diri sendiri .... #BelajarDariOrangGoblok

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/syarif1970/terkadang-kita-butuh-sendiri-bicara-hati-bicara-nurani_55576d43b67e61a65166c9d1
Terkadang kita butuh sendiri. Ya, sendiri saja. Alias gak usah rame-rame. Buat apa? Agar tidak gaduh. Tidak berisik. Buat apa rame tapi menyesakkan. Untuk apa rame tapi bikin galau. Hiruk-pikuk melulu, gak ada habisnya. Omong tentang negara, tentang rupiah anjlok, tentang apa saja. Berisik. Semuanya sudah terjadi. Sayang kalo cuma rame doang. Tanpa bisa mengambil hikmahnya. Betul gak....? Sendiri, kadang kita perlu. karena di dalam keramaian belum tentu ada kedamaian. Kita yang sering banyak bicara, tapi kita juga yang merasa paling merana. Kita yang sering merasa penat, hidup kita jadi gak sehat. Wajar, jika sepi jarang kita kunjungi, gelap pun gak pernah kita cari. Saat itulah kita butuh sendiri. Menjauh dari lahir yang serampang, menjauh dari batin yang gersang. Kadang kita butuh sendiri lagi ... Terkadang manusia butuh sendiri. Agar bisa melihat diri sendiri. Sebelum mampu melihat bahkan menelanjangi orang lain. Ya, sendiri saja. Tanpa ada orang lain. Agar kita bisa menambah energi sendiri. Atau mencari inspirasi untuk diri sendiri. Dan gak masalah juga sih kalo orang lain gak suka. Karena kita ke dunia, datang sendiri. Dan siap meninggalkan dunia juga sendiri. Ya, kita akan sendirian ke alam kubur. Nanti jika waktunya tiba. Tanya aja teman kita, apa mau dia ikut ke alam kubur ? Lagi, terkadang kita butuh sendiri. Sendiri saja. Agar kita bisa memanggil kebaikan kita. Mengembalikan ruang hakiki kemanusiaan kita. Karena keramean, sedikit banyak, sudah mempengaruhi pikiran dan hati kita. Intervensi luar tak terasa merasuk ke dalam diri kita. Kita terlalu sering rame. Hampir lupa kesendirian kita. Siapa? Siapa yang nanya? Oh ya maaf, lupa gak ada yang nanya ya. Tapi kan gak salah, kalo kita tanya pada diri sendiri. Kenapa butuh sendiri. Ngapain sendiri? Buat apa sendiri, kalo bisa rame-rame? Katakan saja kita sudah terlalu banyak rame. Sering ribut, ngalor-ngidul soal-soal yang lagi rame. Kita yang bikin rame, kita juga yang gelisah. Kita yang komentarin, kita juga mikrin. Saking rame-nya, kita suka ngeributin yang gak karuan. Bikin tambah gaduh. Banyak hal gak puguh diributin. Sungguh, keramaian gak pernah bikin kedamaian. Kadang kita butuh sendiri. Biar kita dilatih untuk "menyedikitkan" pengaruh luar.Sendiri, kata orang "Me Time". Biar gak jenuh, biar netral. Dan kembali ke titik nol. Kembali ke titik ruang batin kita. Bebas, untuk menenangkan diri. Refleksi, untuk memperkuat jati diri. Sendiri untuk mencari inspirasi. Lebih banyak mendengarkan kata hati. Bukan melampiaskan maunya hati. Kita terlalu sering mikirin yang harusnya gak usah dipikirin. Di situlah kita butuh sendiri. Agar bicara pada hati, bicara pada nurani. Terkadang kita butuh sendiri. Biar lebih bebas. Gak ada beban. Gak ada yang komentarin. Sendiri = bebas. Karena gak perlu ada yang kita jaga perasaannya. Gak ada yang perlu dikhawatirkan. Tentang apapun dan siapapun. Bahkan di kesendirian, kita lebih mudah merefleksi diri. Introspeksi diri, menilai diri sendiri tanpa campur tangan orang di luar diri. Sendiri, kita bisa mencari jati diri. Banyak hal kemarin yang sulit ditemukan lagi. Karena sibuk mikirin citra diri. Hingga lupa pada keindahan nurani. Sejenak saja lupakan diri untuk menggapai kedamaian sejati. Agar menyejukkan hati. Kita boleh mau menang sendiri. Kita boleh merasa benar sendiri. Kita juga sering membela diri sendiri. Tapi sayang, kita jarang mau mengalahkan diri sendiri. Karena kita jarang menyendiri. "The most difficult thing in life is a self-defeating - Hal yang paling sulit dalam sebuah kehidupan adalah mengalahkan diri sendiri." Teruss, tulisan ini nyuruh gue hidup sendiri? Tidak samal sekali. Karena kita memang makhluk sosial. Tapi itu bukan berarti tdak boleh sendiri. Terkadang kita butuh sendiri itu beda dengan hidup sendiri. Kalo mau hidup sendiri mah di hutan aja hehehe. Butuh sendiri itu momentum. Kalo kata orang me-time, gitulah. Agar kita makin tahu, waktu itu punya siapa? Dan bagaimana kita memanfaatkan waktu. Terkadang, kita memang butuh sendiri. Agar kita tetap mendekat pada yang hakiki, bukan ilusi. Sambil menemukan diri kita sendiri, yang mungkin telah lama "hilang dan pergi". Selamat jadi diri sendiri .... #BelajarDariOrangGoblok

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/syarif1970/terkadang-kita-butuh-sendiri-bicara-hati-bicara-nurani_55576d43b67e61a65166c9d1
Terkadang manusia butuh sendiri. Agar bisa melihat diri sendiri. Sebelum mampu melihat bahkan menelanjangi orang lain. Ya, sendiri saja. Tanpa ada orang lain. Agar kita bisa menambah energi sendiri. Atau mencari inspirasi untuk diri sendiri. Dan gak masalah juga sih kalo orang lain gak suka. Karena kita ke dunia, datang sendiri. Dan siap meninggalkan dunia juga sendiri. Ya, kita akan sendirian ke alam kubur. Nanti jika waktunya tiba. Tanya aja teman kita, apa mau dia ikut ke alam kubur ? Lagi, terkadang kita butuh sendiri. Sendiri saja. Agar kita bisa memanggil kebaikan kita. Mengembalikan ruang hakiki kemanusiaan kita. Karena keramean, sedikit banyak, sudah mempengaruhi pikiran dan hati kita. Intervensi luar tak terasa merasuk ke dalam diri kita. Kita terlalu sering rame. Hampir lupa kesendirian kita. Siapa? Siapa yang nanya? Oh ya maaf, lupa gak ada yang nanya ya. Tapi kan gak salah, kalo kita tanya pada diri sendiri. Kenapa butuh sendiri. Ngapain sendiri? Buat apa sendiri, kalo bisa rame-rame? Katakan saja kita sudah terlalu banyak rame. Sering ribut, ngalor-ngidul soal-soal yang lagi rame. Kita yang bikin rame, kita juga yang gelisah. Kita yang komentarin, kita juga mikrin. Saking rame-nya, kita suka ngeributin yang gak karuan. Bikin tambah gaduh. Banyak hal gak puguh diributin. Sungguh, keramaian gak pernah bikin kedamaian. Kadang kita butuh sendiri. Biar kita dilatih untuk "menyedikitkan" pengaruh luar.Sendiri, kata orang "Me Time". Biar gak jenuh, biar netral. Dan kembali ke titik nol. Kembali ke titik ruang batin kita. Bebas, untuk menenangkan diri. Refleksi, untuk memperkuat jati diri. Sendiri untuk mencari inspirasi. Lebih banyak mendengarkan kata hati. Bukan melampiaskan maunya hati. Kita terlalu sering mikirin yang harusnya gak usah dipikirin. Di situlah kita butuh sendiri. Agar bicara pada hati, bicara pada nurani. Terkadang kita butuh sendiri. Biar lebih bebas. Gak ada beban. Gak ada yang komentarin. Sendiri = bebas. Karena gak perlu ada yang kita jaga perasaannya. Gak ada yang perlu dikhawatirkan. Tentang apapun dan siapapun. Bahkan di kesendirian, kita lebih mudah merefleksi diri. Introspeksi diri, menilai diri sendiri tanpa campur tangan orang di luar diri. Sendiri, kita bisa mencari jati diri. Banyak hal kemarin yang sulit ditemukan lagi. Karena sibuk mikirin citra diri. Hingga lupa pada keindahan nurani. Sejenak saja lupakan diri untuk menggapai kedamaian sejati. Agar menyejukkan hati. Kita boleh mau menang sendiri. Kita boleh merasa benar sendiri. Kita juga sering membela diri sendiri. Tapi sayang, kita jarang mau mengalahkan diri sendiri. Karena kita jarang menyendiri. "The most difficult thing in life is a self-defeating - Hal yang paling sulit dalam sebuah kehidupan adalah mengalahkan diri sendiri." Teruss, tulisan ini nyuruh gue hidup sendiri? Tidak samal sekali. Karena kita memang makhluk sosial. Tapi itu bukan berarti tdak boleh sendiri. Terkadang kita butuh sendiri itu beda dengan hidup sendiri. Kalo mau hidup sendiri mah di hutan aja hehehe. Butuh sendiri itu momentum. Kalo kata orang me-time, gitulah. Agar kita makin tahu, waktu itu punya siapa? Dan bagaimana kita memanfaatkan waktu. Terkadang, kita memang butuh sendiri. Agar kita tetap mendekat pada yang hakiki, bukan ilusi. Sambil menemukan diri kita sendiri, yang mungkin telah lama "hilang dan pergi". Selamat jadi diri sendiri .... #BelajarDariOrangGoblok

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/syarif1970/terkadang-kita-butuh-sendiri-bicara-hati-bicara-nurani_55576d43b67e61a65166c9d1
Terkadang manusia butuh sendiri. Agar bisa melihat diri sendiri. Sebelum mampu melihat bahkan menelanjangi orang lain. Ya, sendiri saja. Tanpa ada orang lain. Agar kita bisa menambah energi sendiri. Atau mencari inspirasi untuk diri sendiri. Dan gak masalah juga sih kalo orang lain gak suka. Karena kita ke dunia, datang sendiri. Dan siap meninggalkan dunia juga sendiri. Ya, kita akan sendirian ke alam kubur. Nanti jika waktunya tiba. Tanya aja teman kita, apa mau dia ikut ke alam kubur ? Lagi, terkadang kita butuh sendiri. Sendiri saja. Agar kita bisa memanggil kebaikan kita. Mengembalikan ruang hakiki kemanusiaan kita. Karena keramean, sedikit banyak, sudah mempengaruhi pikiran dan hati kita. Intervensi luar tak terasa merasuk ke dalam diri kita. Kita terlalu sering rame. Hampir lupa kesendirian kita. Siapa? Siapa yang nanya? Oh ya maaf, lupa gak ada yang nanya ya. Tapi kan gak salah, kalo kita tanya pada diri sendiri. Kenapa butuh sendiri. Ngapain sendiri? Buat apa sendiri, kalo bisa rame-rame? Katakan saja kita sudah terlalu banyak rame. Sering ribut, ngalor-ngidul soal-soal yang lagi rame. Kita yang bikin rame, kita juga yang gelisah. Kita yang komentarin, kita juga mikrin. Saking rame-nya, kita suka ngeributin yang gak karuan. Bikin tambah gaduh. Banyak hal gak puguh diributin. Sungguh, keramaian gak pernah bikin kedamaian. Kadang kita butuh sendiri. Biar kita dilatih untuk "menyedikitkan" pengaruh luar.Sendiri, kata orang "Me Time". Biar gak jenuh, biar netral. Dan kembali ke titik nol. Kembali ke titik ruang batin kita. Bebas, untuk menenangkan diri. Refleksi, untuk memperkuat jati diri. Sendiri untuk mencari inspirasi. Lebih banyak mendengarkan kata hati. Bukan melampiaskan maunya hati. Kita terlalu sering mikirin yang harusnya gak usah dipikirin. Di situlah kita butuh sendiri. Agar bicara pada hati, bicara pada nurani. Terkadang kita butuh sendiri. Biar lebih bebas. Gak ada beban. Gak ada yang komentarin. Sendiri = bebas. Karena gak perlu ada yang kita jaga perasaannya. Gak ada yang perlu dikhawatirkan. Tentang apapun dan siapapun. Bahkan di kesendirian, kita lebih mudah merefleksi diri. Introspeksi diri, menilai diri sendiri tanpa campur tangan orang di luar diri. Sendiri, kita bisa mencari jati diri. Banyak hal kemarin yang sulit ditemukan lagi. Karena sibuk mikirin citra diri. Hingga lupa pada keindahan nurani. Sejenak saja lupakan diri untuk menggapai kedamaian sejati. Agar menyejukkan hati. Kita boleh mau menang sendiri. Kita boleh merasa benar sendiri. Kita juga sering membela diri sendiri. Tapi sayang, kita jarang mau mengalahkan diri sendiri. Karena kita jarang menyendiri. "The most difficult thing in life is a self-defeating - Hal yang paling sulit dalam sebuah kehidupan adalah mengalahkan diri sendiri." Teruss, tulisan ini nyuruh gue hidup sendiri? Tidak samal sekali. Karena kita memang makhluk sosial. Tapi itu bukan berarti tdak boleh sendiri. Terkadang kita butuh sendiri itu beda dengan hidup sendiri. Kalo mau hidup sendiri mah di hutan aja hehehe. Butuh sendiri itu momentum. Kalo kata orang me-time, gitulah. Agar kita makin tahu, waktu itu punya siapa? Dan bagaimana kita memanfaatkan waktu. Terkadang, kita memang butuh sendiri. Agar kita tetap mendekat pada yang hakiki, bukan ilusi. Sambil menemukan diri kita sendiri, yang mungkin telah lama "hilang dan pergi". Selamat jadi diri sendiri .... #BelajarDariOrangGoblok

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/syarif1970/terkadang-kita-butuh-sendiri-bicara-hati-bicara-nurani_55576d43b67e61a65166c9d1